Mahasiswamembentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1965 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni PMKRI, HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat
Demonstrasimahasiswa yang dimulai sejak Februari 1998, semakin marak dan berani dengan tuntutan harga-harga diturunkan dan agenda reformasi dilaksanakan. Dari rasa ketidakpuasan itulah muncul sebuah gerakan reformasi yang kebanyakan dimotori oleh para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Tujuan dari gerakan reformasi ini adalah
Reaktorco.id, Jakarta — Aksi demonstrasi mahasiswa menentang UU KPK dan RKUHP meluas. Setelah aksi unjuk rasa mahasiswa UI, Trisaksi, dan lainnya di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/9/2019), mahasiswa di sejumlah daerah juga
HermanHendrawan: Mahasiswa Unair, hilang setelah konferensi pers KNPD di YLBH, Jakarta, 12 Maret 1998 9. Petrus Bima Anugerah: aktivis SMID. Hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998 10. M Yusuf: guru, diculik di depan rumahnya di Jakarta pada 7 Mei 1998 11. Ucok Munandar Siahaan: Mahasiswa Perbanas, diculik saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta 12.
Aksidemonstrasi yg dilakukan oleh mahasiswa sering berakhir ricuh. Kericuhan ini tdk lepas dri aksi anarkis demonstran yg merasa aspirasinya tdk didengar. Akan tetapi, sebuah aksi demonstrasi juga mempunyai fungsi positif, yaitu a. Menjadi alat kontrol sosial b. Mengurangi kesenjangan sosial c. Menjaga kestabilan negara d. Menciptakan integrasi nasional
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mahasiswa lebih pandai mahasiswa memiliki sikap proaktif mahasiswa jumlahnya banyak mahasiswa selalu memiliki pemikiran benar mahasiswa masih bersemangat Dari lima 5 pilihan jawaban diatas, jawaban yang paling tepat adalah B. mahasiswa memiliki sikap proaktif. Berdasarkan hasil vote dari kurang lebih 751 pembaca, setuju dengan jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah. Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mahasiswa memiliki sikap proaktif. Pembahasan & Penjelasan Jawaban A. mahasiswa lebih pandai menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali. Jawaban B. mahasiswa memiliki sikap proaktif Menurut Tim Mediiaindonesia, Jawaban ini paling tepat, Sebab jika dibandingan dengan pilihan jawaban yang lain, ini merupakan jawaban yang paling akurat dan sesuai dengan pertanyaannya. Jawaban C. mahasiswa jumlahnya banyak Menurut tim jawaban ini tidak tepat untuk pertanyaan tersebut, dan dari beberapa referensi yang kami baca, jawaban ini kurang tepat. Jawaban D. mahasiswa selalu memiliki pemikiran benar menrutu tim kami, jawaban ini salah, karena jawaban ini tidak selaras dengan pertanyaan diatas. Jawaban E. mahasiswa masih bersemangat Menurut kami, pilihan jawaban ini tidak tepat, karena dalam buku referensi dan juga hasil penelusuran dari Google, jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan lainnya. Kesimpulan Akhir Berdasarkan Pertanyaan serta pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan jawaban yang paling tepat dan benar adalah B. mahasiswa memiliki sikap proaktif Jika Jawaban dan pembahasan diatas masih kurang jelas atau Kamu ada pertanyaan lain seputar pendidikan, baik ditingkat SD, SMP, SMA, Jenjang Kuliah atau dalam dunia kerja, bisa ditulis dalam kolom komentar dibawah ini. Profil Penulis Seorang lulusan dari fakultas pendidikan, kini menjadi soerang pendidik dan suka menulis dan mengumpulkan berbagai macam soal dan kunci jawabanya. Update Terbaru
Gerakan mahasiswa di Indonesia pada tahun 1998 merupakan puncak dari perjuangan para mahasiswa dan rakyat yang pro demokrasi di akhir tahun 1990-an. Gerakan mahasiswa ini merupakan salah satu kejadian penting di Indonesia karena berhasil memaksa Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai suatu pergerakan, mahasiswa memegang peranan penting baik sebagai pencetus maupun penggerak gerakan tersebut. Dalam sistem negara yang menerapkan paham demokrasi, rakyat memegang peranan penting dalam pemerintahan. Segala keputusan yang diambil pemerintah idealnya merupakan perwujudan dari keinginan dan kepentingan rakyat. Mahasiwa merupakan sebagian kecil dari anggota masyarakat atau rakyat yang turut memegang peranan penting dalam sistem pemerintahan yang menganut paham merupakan sekelompok masyarakat yang mengenyam pendidikan di kampus yang memiliki idealisme tinggi terhadap kehidupan berpolitik, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain idealismenya yang tinggi mahasiswa merupakan kelompok yang bersifat independen dan tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongannya sehingga dinilai lebh obyektif dan berpihak pada kepentingan bangsa dan negara. Mengapa aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa? Alasannya antara lainmahasiswa memiliki idealisme yang tinggi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, mahasiswa lebih kritis dan berani melakukan tindakan protes terhadap suatu kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat, mahasiswa bersifat independen, artinya tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok atau partai politik tertentu,mahasiswa bersifat lebih obyektif karena mengutamakan kepentingan rakyat dalam segala aksi lebih lanjut 1. Materi tentang Pengertian Reformasi Materi tentang Grakan Mahasiswa Materi tentang Gerakan Mahasiswa Pada Masa Orde Baru Jawaban Kelas IX SMPMapel IPSBab Berakhirnya Orde Baru dan Lahirnya ReformasiKode Kunci Reformasi, Gerakan Mahasiswa
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang27 Mei 2022 0512Jawaban B Untuk lebih jelasnya, yukk pahami penjelasan berikut ini Persamaan dari keruntuhan dari masa Orde Lama dan Orde baru adalah sama-sama melalui aksi protes dan demonstrasi mahasiswa. Tindakan mahasiswa merupakan salah satu wujud kepedulian mereka terhadap bangsa Indonesia. Para pemuda cenderung lebih proaktif dibanding golongan tua, seperti yang terjadi dalam peristiwa Rengasdengklok. Mahasiswa yang terdiri dari pemuda-pemudi bangsa memiliki keberanian dan kesadaran yang tinggi. Itulah alasan mengapa aksi-aksi demonstrasi banyak dimotori oleh Mahasiswa. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah B. Mahasiswa memiliki sikap proaktif Semoga membantu yaa
- Demonstrasi mahasiswa dan masyarakat terjadi di beberapa kota. Di Yogyakarta, Senin 23/9/2019, ratusan mahasiswa dan masyarakat yang menamakan diri Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi damai bertajuk Gejayan koordinator aksi, Nailendra, salah satu aspirasi gerakan Gejayan Memanggil adalah menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR dan elite politik. Aliansi menggugat RKUHP yang dianggap mengebiri demokrasi. "RKUHP membungkam demokrasi dan hak asasi manusia. Salah satunya, melalui pasal yang mengatur soal 'makar'. Pasal soal makar jelas berisiko menjadi pasal karet yang akan memberangus demokrasi," tulis Aliansi Rakyat Bergerak dalam keterangan pers yang diterima rilis pers tersebut, mereka merinci sejumlah pasal karet dalam RKUHP yang bisa digunakan untuk memberangus kebebasan berekspresi dan berpendapat bagi seluruh masyarakat sipil. Pasal-pasal dalam RKUHP juga dinilai mengkriminalisasi pelbagai bentuk perlakuan masyarakat atas nama zina, hukum yang berlaku di masyarakat living law—yang berpotensi menjadi pasal karet, bahkan mengkriminalisasi gelandangan dengan pidana denda satu juta rupiah. "Pasal tersebut jelas bertentangan dengan Pasal 34 ayat 1 UUD 1945, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara," imbuh mereka. Isu lain yang juga disuarakan adalah pelemahan KPK, pembakaran hutan dan tambang, RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada rakyat, problematika RUU Pertanahan, dan tak ketinggalan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang belum ditetapkan. Sementara itu di Jakarta, massa mahasiswa dari pelbagai universitas mengadakan demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Massa gabungan itu datang dari Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Al-Azhar, dan beberapa universitas lain. Tuntutan para mahasiswa Jakarta relatif sama dengan Aliansi Rakyat Bergerak Yogykarta, yakni menolak rencana pengesahan RKUHP, UU KPK hasil revisi, dan rancangan serta revisi UU lainnya lantaran dinilai mencederai pantauan reporter Tirto, untuk mempertegas tuntutannya massa mahasiswa meneriakkan jargon-jargon keras semacam "DPR Fasis, Anti Demokrasi" dan "Cabut RUU, Darurat Demokrasi".Selain di Yogyakarta dan Jakarta, demonstrasi besar juga terjadi di Surabaya, Jombang, Malang, Cirebon, Bandung, Makassar, Riau, juga Papua. Demonstrasi mahasiswa di Bandung digelar di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Angga Firmansyah, salah seorang koordinator aksi dari Universitas Sangga Buana YPKP Bandung menjelaskan bahwa mahasiswa menuntut Presiden Joko Widodo membatalkan sejumlah RUU bermasalah. Jika pemerintah dan DPR tak memenuhi tuntutan mahasiswa, maka mahasiswa Bandung akan mengadakan demonstrasi lebih besar lagi. "Kami akan melakukan aksi lanjutan yang massanya lebih banyak dibanding hari ini. Kami akan langsung ke Jakarta," ujar Angga sebagaimana dikutip laman CNN Indonesia. Ketika Tritura 1966 Mendesak Sukarno Bukan sekali ini saja mahasiswa berdemonstrasi secara masif menggugat pemerintah atau DPR. Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, sudah tiga kali terjadi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran. Dua di antaranya mampu menumbangkan rezim yang tengah berkuasa. Kejatuhan itu pun punya persamaan, yakni dimulai dari pemimpin yang tidak mau mendengar aspirasi rakyatnya. Demonstrasi mahasiswa pertama terjadi pada awal 1966. Kala itu ribuan mahasiswa turun ke jalan, menyerukan protes atas kondisi negara yang kian memprihatinkan. Protes ini berhulu dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Beberapa pentolan PKI terlibat dalam tragedi itu, tapi Presiden Sukarno tak berbuat apa-apa. Kemarahan rakyat telah merebak di mana-mana dan Presiden Sukarno tampaknya tidak punya solusi jitu untuk mengatasi masalah ini. Ditambah lagi, seperti diungkap Muhammad Umar Syadat Hasibuan dalam Revolusi Politik Kaum Muda 2008, keadaan sosial ekonomi negara sedang terguncang akibat konfrontasi dengan Malaysia dan persoalan Irian Barat. Kekacauan politik yang dibiarkan berlarut-larut diperparah dengan kebijakan pemerintah yang mencekik rakyat. Mereka menerbitkan kebijakan menaikkan harga sembako yang meroket 300 hingga 500 persen. “Terjadi kepanikan yang hebat dalam masyarakat, terlebih kalau diingat pada waktu itu menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru Tionghoa. Harga membubung beratus-ratus persen dalam waktu hanya seminggu. Para pemilik uang melemparkan uangnya sekaligus ke pasar, memborong barang-barang,” tulis Soe Hok Gie dalam bunga rampai esai Zaman Peralihan 2005, hlm. 4. Muak dengan pemerintah yang tak becus, mahasiswa lantas menggalang demonstrasi sejak awal Januari 1966. Gelombang demonstrasi mencapai puncaknya pada 12 Januari 1966. Ribuan mahasiswa bergerak ke Gedung Sekretariat Negara untuk memprotes kenaikan harga, dan mendesak pemerintah agar meninjau kembali aturan baru terkait ekonomi yang justru menimbulkan dampak buruk bagi rakyat. Beberapa elemen gerakan mahasiswa yang turut serta dalam demonstrasi itu antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI, Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI, Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI, Kesatuan Aksi Buruh Indonesia KABI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, Kesatuan Aksi Wanita Indonesia KAWI, Kesatuan Aksi Guru Indonesia KAGI, dan lainnya. Dalam setiap aksinya, para demonstran konsisten mengajukan tiga tuntutan rakyat atau tritura 1 Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, 2 Rombak Kabinet Dwikora, dan 3 Turunkan harga. Namun pemerintah bergeming dan berdalih semua itu butuh demonstran yang tidak segera dipenuhi, kemudian berubah menjadi desakan agar Bung Karno turun takhta. Presiden Sukarno akhirnya memang merombak kabinet pada 21 Februari 1966. Tapi karena masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri yang dimasukkan dalam kabinet, mahasiswa pun turun ke lagi ke rasa besar-besaran jilid kedua pun akhirnya meledak. Pada 24 Februari 1966, terjadi bentrokan antara demonstran melawan Resimen Cakrabiwara pasukan pengawal presiden di depan Istana Negara. Dalam insiden itu, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Sehari berselang, KAMI dibubarkan paksa oleh presiden sebagai konsekuensi atas kericuhan tersebut. Namun, gelora unjuk rasa anti-PKI tidak pernah padam. Sukarno yang kian terjepit akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966. Sejarah lalu mencatat, Supersemar itu nantinya justru dimanfaatkan Jenderal Soeharto untuk menggerogoti kekuasaan Sukarno. Soeharto Diguncang Malari 1974 Pada 15 Januari 1974, Presiden Soeharto dan beberapa menteri bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka di Istana Negara, Jakarta. Pada saat bersamaan, ribuan orang yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan pelajar SMA, turun ke jalan melancarkan protes. Mereka berteriak lantang menentang derasnya investasi Jepang yang masuk ke Indonesia. Pimpinan aksi saat itu adalah Hariman Siregar, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia DM UI. Atas komandonya, para mahasiswa melakukan aksi jalan kaki dari kampus UI di Salemba, menuju Universitas Trisakti di Jalan Kiai Tapa, Jakarta Barat. Mereka mengajukan tiga tuntutan yang dinamakan “Tritura Baru 1974”, yang isinya 1 Bubarkan lembaga Asisten Pribadi Presiden Aspri, 2 Turunkan harga, 3 Ganyang korupsi. Bagi para demonstran, modal asing yang beredar di Indonesia sudah berlebihan. Menurut mereka, Tanaka berikut investasi, korporasi, dan produk-produk asal Jepang adalah bentuk imperialisme gaya mahasiswa berunjuk rasa, terjadi aksi massa yang tak terkendali di wilayah Jakarta lainnya. Salah satu yang paling mencekam terjadi di Pasar Senen. Di sana massa membakar proyek kompleks pertokoan yang baru saja dibangun. Anehnya, menurut laporan Richard Halloranjan, jurnalis New York Times, sebagian besar polisi dan tentara Indonesia yang dikirim untuk berpatroli hanya berdiri dan menonton. Mereka hampir tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikan para hari, peluru peringatan mulai ditembakkan ke udara. Lalu setelah malam tiba, aparat keamanan mulai bertindak kasar. Polisi mengangkut sekitar selusin demonstran ke sebuah kantor polisi terdekat. Richard menyebut ada seorang demonstran yang dipukuli di bagian belakang kepalanya. Demonstrasi dan kerusuhan masih membara hingga keesokan harinya. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sampai turun tangan menemui mahasiswa ke kampus UI di Salemba. Pada malam hari, Bang Ali berbicara kepada para mahasiswa seraya menekankan bahwa jika demonstrasi terus berlangsung, korban dari pihak mahasiswa akan berjatuhan. Bang Ali pun mengajak Hariman ke TVRI. Lewat siaran televisi itu Hariman mengumumkan bahwa persoalan yang dihadapi mahasiswa sudah selesai. Imbauan Hariman mampu meredam aksi mahasiswa. Namun, malapetaka sudah kadung terjadi. Sebanyak 807 mobil dan motor buatan Jepang hangus dibakar massa, 11 orang meninggal dunia, 300 luka-luka, 144 buah bangunan rusak berat, 160 kg emas hilang dari toko-toko perhiasan. Setelah peristiwa itu, Soeharto memecat Soemitro dari jabatan Pangkopkamtib. Ia juga membubarkan lembaga Aspri dan Ali Moertopo dipindah tugas sebagai Wakil Kepala ini juga berdampak buruk bagi kebebasan pers. Karena dianggap memberitakan Malari secara berlebihan dan memanaskan suasana, Harian Abadi, Pedoman, Indonesia Raya, Harian KAMI, dan The Jakarta Times diberedel itu, sebanyak 775 orang aktivis ditangkap. Di antaranya Hariman Siregar, Soebadio Sastrosatomo tokoh Partai Sosialis Indonesia bentukan Sutan Sjahrir yang telah lama bubar, aktivis HAM Adnan Buyung Nasution dan Princen, serta akademisi Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Infografik Demonstran yang Mengancam Rezim. Reformasi 1998 Menumbangkan Soeharto Gerakan mahasiswa terbesar yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto terjadi pada 1998. Gerakan ini bermula dari krisis ekonomi 1997 dan ketidaksigapan rezim Soeharto untuk mengatasinya. Gelombang aksi yang awalnya terjadi secara terpisah di beberapa kota, kemudian membesar sejak Maret 1998 seiring dengan pernyataan Soeharto bersedia dipilih lagi menjadi presiden. Sementara itu desakan reformasi lewat aksi-aksi protes meluas di seluruh daerah. Aksi itu digelar tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional. Dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Palembang, Medan, hingga Kupang. Tak jarang demonstrasi berujung bentrok. Aksi-aksi itu membuat Wiranto-saat itu Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Panglima ABRI-mengeluarkan pernyataan yang menganjurkan “mahasiswa dan warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis” karena memperburuk keadaan, juga “memperburuk citra Indonesia di mata dunia internasional.” “Saya melihat bagaimana perilaku masyarakat yang sementara ini lupa diri dengan melakukan kegiatan yang bersifat merusak, membakar toko, merampok toko, gudang, dan menjarah isinya. Ini mengingatkan kita bahwa sudah ada kegiatan yang tidak peduli kepada hukum,” ujar Wiranto seperti dilansir Kompas edisi 8 Mei 1998. Wiranto menuding tindakan-tindakan yang ia nilai “anarkis” itu istilah keliru yang terus dipakai hingga kini untuk menyebut tindakan ricuh karena “mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di jalan”. “Jadi betul yang saya katakan, bahwa mahasiswa keluar kampus tentu akan dimanfaatkan pihak lain untuk mencari keuntungan yang berbeda dengan visi mahasiswa,” kemudian memerintahkan seluruh jajaran ABRI untuk “menghentikan aksi anarkis dengan melakukan tindakan tegas dan sesuai hukum”. Tapi, bukannya menurunkan tensi, mahasiswa justru semakin gencar berdemonstrasi menuntut terjadilah tragedi berdarah pada 12 Mei 1998. Empat mahasiswa Trisakti tewas tertembak kala aparat berusaha membubarkan demonstrasi di kampus tersebut. Esoknya, Jakarta dilamun kerusuhan besar. Kompas mencatat, ratusan manusia terpanggang di Toserba Yogya Klender dan di Ciledug Plaza. Tercatat 499 orang tewas dan bangunan hancur. Gelombang besar mahasiswa lalu menduduki Gedung DPR/MPR sejak 18 Mei 1998. Mereka berjanji akan bertahan di sana sampai tuntutan Sidang Istimewa segera dijalankan untuk memakzulkan Soeharto. Karena kian terjepit, Soeharto akhirnya tak bisa berbuat banyak. Pada 21 Mei 1998 ia menyatakan berhenti sebagai presiden. - Politik Penulis Fadrik Aziz FirdausiEditor Irfan Teguh
Home/BANK SOAL/Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena? BANK SOAL December 9, 2022 Less than a minute Aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena? Mahasiswa lebih pandai Mahasiswa memiliki sikap proaktif Mahasiswa jumlahnya banyak Mahasiswa selalu memiliki pemikiran benar Semua jawaban benar Jawaban B. Mahasiswa memiliki sikap proaktif. Dilansir dari Ensiklopedia, aksi-aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena mahasiswa memiliki sikap proaktif.
aksi aksi demonstrasi kebanyakan dimotori oleh mahasiswa karena