SurgaBagi si Ahli Maksiat: 98 Kisah Islami yang Menggugah dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan amat berhajat. ..” Dengan demikian, ibadah dan akhlak merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Ibadah dan Orangseperti ini adalah orang yang lebih baik dari pada orang yang merasa telah banyak beribadah dan taat kepada-Nya, akan tetapi tumbuh rasa angkuh dan tinggi hati dengan amal ibadahnya itu. Ketahuilah bahwasanya rendah diri hamba yang terlibat dalam perbuatan maksiat, lebih baik daripada angkuhnya hamba yang berbuat taat. Umarr.a. adalah seorang yang waro', ia sangat teliti dalam mengamalkan Islam. Umar r.a. mempelajari surah Al-Baqoroh selama 10 tahun, ia kemudian melapor kepada Rasulullah SAW, "wahai Rasulullah SAW apakah kehidupanku telah mencerminkan surah Al-Baqoroh, apabila belum maka aku tidak akan melanjutkan ke surah berikutnya". Jalanjalan yang menyampaikan kepada Allah ta`ala adalah sebanyak bilangan nafas segala makhluk. Semuanya dibina atas dasar al-istiqamah dan menuruti Junjungan Nabi SAW, mendidik jiwa dengan mensucikan dan membersihkannya daripada segala akhlak yang keji serta menghiasinya dengan akhlak - akhlak mulia, sehingga terpancar kepadanya segala anwar Tasawwuftidak dapat dihayati secara sebenarnya dan diselami secara mendalam sehingga sampai kepada hakikatnya oleh golongan yang berpegang dengan akidah yang menyimpang daripada landasan akidah yang hak iaitu Akidah ahl al-Sunnah wa al-Jamaah. al-Baghdadi dalam al-Farq Bayn al-Firaq telah menyenaraikan kumpulan ahli tasawwuf sebagai Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. ALKISAH, ada seorang lelaki dari kaum Bani Israil yang dijuluki Khali’, orang yang gemar berbuat maksiat besar. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang abid dari kaum Bani Israil, orang yang ahli berbuat ketaatan dan di atas kepalanya terdapat payung mika. BACA JUGA Suami yang Beribadah kepada Allah Sepanjang Malam Kemudian Khali’ bergumam, “Aku adalah pendosa yang gemar berbuat maksiat, sedangkan dia adalah abid-nya kaum Bani Israil, lebih baik aku bersanding duduk dengan ny, semoga Allah memberi rahmat kepadaku.” Lalu si Khali’ tadi duduk di dekat si abid. Lantas si abid pun bergumam, “aku adalah seorang abid yang alim, sedangkan dia adalah khali’ yang gemar bermaksiat, layakkah aku duduk berdampingan dengannya?” Tiba-tiba saja si abid menghujat dan menendang si Khali’ hingga terjatuh dari tempat duduknya. BACA JUGA Mengirim Gambar Porno dari Dalam Kubur Lalu Allah memberikan wahyu kepada Nabi Bani Israil dengan firmannya, “Perintahkan dua orang ini yakni abid dan khali’ untuk sama-sama memperbanyak amal, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali’, dan menghapus semua amal ibadah abid.” Maka, berpindahlah payung mika yang dikenakan abid tersebut kepada khali’. [] SUMBER KABARMEKKAH ALKISAH, ada seorang lelaki dari kaum Bani Israil yang dijuluki Khali’, orang yang gemar berbuat maksiat ketika ia bertemu dengan seorang abid dari kaum Bani Israil, orang yang ahli berbuat ketaatan dan di atas kepalanya terdapat payung Khali’ bergumam, “Aku adalah pendosa yang gemar berbuat maksiat, sedangkan dia adalah abid-nya kaum Bani Israil, lebih baik aku bersanding duduk dengan ny, semoga Allah memberi rahmat kepadaku.”Lalu si Khali’ tadi duduk di dekat si si abid pun bergumam, “aku adalah seorang abid yang alim, sedangkan dia adalah khali’ yang gemar bermaksiat, layakkah aku duduk berdampingan dengannya?”Tiba-tiba saja si abid menghujat dan menendang si Khali’ hingga terjatuh dari tempat Allah memberikan wahyu kepada Nabi Bani Israil dengan firmannya, “Perintahkan dua orang ini yakni abid dan khali’ untuk sama-sama memperbanyak amal, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali’, dan menghapus semua amal ibadah abid.”Maka, berpindahlah payung mika yang dikenakan abid tersebut kepada khali’. []SUMBER KABARMEKKAH Bagaimana bisa seorang ahli ibadah lebih buruk dari pada mereka yang ahli zina, ahli judi, ahli mabuk-mabukan, dan ahli maksiat lainnya?Seperti yang dikisahkan, seseorang yang dijuluki Khali’ yaitu seorang pemuda yang suka berbuat kemaksiatan besar. Pada suatu waktu ia bertemu dengan seorang abid, yakni seorang yang taat beribadah dari kaum Bani Israil. Lalu si khali’ berkata, “Aku adalah seorang pendosa yang suka berbuat kemaksiatan, sementara orang itu adalah seorang abid, sebaiknya aku duduk disebelahnya, dan Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadaku dan memaafkan dosaku.”Kemudian si khali’ duduk disebelah si abid. “Aku adalah seorang yang taat beribadah, sementara pria ini adalah seorang yang amat suka berbuat kemaksiatan, pantaskah aku duduk bersebelahan dengannya?” gumam si abid. Dan tiba-tiba si abid memaki serta menendang si khali’ hingga jatuh Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW mengenai peristiwa ini. “Perintahkanlah kepada kedua orang ini yaitu abid dan khali’ untuk memperbanyak amal mereka. Sesungguhnya Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali’ dan menghapus semua amal ibadah abid.”Dengan demikian semua dosa-dosa yang pernah diperbuat oleh si ahli maksiat menjadi terhapuskan karena ia merasa takut kepada Allah SWT atas semua dosa yang telah dilakukannya, sementara Allah SWT menghapuskan semua amal ibadah yang telah dikerjakan oleh si ahli ibadah karena sifatnya yang sombong dan merasa dirinya lebih mulia dibandingkan si ahli yang sebenarnya membuat kedudukan si alim lebih rendah daripada si maksiat adalah sikapnya yang begitu menyombongkan diri dan menganggap mulia seseorang yang suka bermaksiat itu menyadari dan menimbulkan rasa hina pada dirinya sendiri. Apalagi ahli ibadah juga menghakimi dan menghujat bahwa orang yang bermaksiat itu tidak pantas duduk bersandingan hanya Allahlah yang pantas untuk memberi penghakiman terhadap orang lain. Hal ini tentunya dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, Sedikit amal bisa membuat kita memandang rendah orang lain. Sedikit amal membuat kita menjadi hakim atas tindakan benar-salahnya orang Juga Sultan Ternate Marah Besar dengan Aksi Duo Serigala, Ini Siksaan Bila Melihat Dangdut VulgarSebuah kisah yang hampir sama juga diceritakan di dalam kitab Sittuna Qishshah yaitu “kisah ahli ibadah yang masuk neraka dan ahli maksiat yang masuk surga”.Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, Berhentilah dari berbuat dosa.’ Dia menjawab, Jangan pedulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi apa yang aku lakukan.’Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni oleh-Nya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah.’Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul’Alamin. Allah ta’ala berfirman kepada lelaki ahli ibadah, Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu.’Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, Masuklah kamu ke dalam surga berkat rahmat-Ku.’ Sementara kepada ahli ibadah dikatakan, Masukkan orang ini ke neraka’.”HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Mubarak dalam Az-Zuhd, dan Ibnu Abi Dunya dalam Husn Az-Zhan, dan Al-Baghawi Syrah As-SunnahKedua cerita di atas sama- sama mengajarkan bahwa seseorang yang mulia dan lebih tinggi derajatnya tidak hanya dilihat dari banyak atau sedikitnya dosa, tapi juga dilihat implikasi atau dampak dari amal itu. Jika dia yang banyak amal baiknya menjadi takabur dan sombong tentunya semua amal itu akan lenyap. Sedangkan jika si pendosa merasa bersalah dan berusaha untuk bertobat maka akan musnahlah seluruh SAW bersabda“Jika kalian tidak pernah melakukan dosa, niscaya sesungguhnya yang paling ditakutkan pada kalian adalah yang jauh lebih dahsyat yaitu ujub merasa kagum pada diri sendiri.” HR. Imam AhmadSeperti yang sudah banyak diceritakan, kesombongan selalu membawa bahaya dan menghilangkan segala kemuliaan. Bahkan seorang yang maksiat saja bisa lebih baik dari ahli ibadah apabila sang ahli ibadah dibutakan dengan kesombongannya. Sedangkan seorang yang maksiat menyadari begitu rendahnya dia dan mengakui a’lam. featured islam 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID XJ_voxwX0S-it2nuYGiW1uau278LflNCCm5QPCQ32iTmxPe-jEFhZQ==

ahli maksiat lebih mulia daripada ahli ibadah